Limbah yang sering dibuang, belum tentu tidak terpakai lagi. Salah satunya adalah limbah karet yang dibuang pabrik pengolahan karet di Way Berulu. Limbah PEngolahan karet ini bisa dimanfaatkan warga sekitar pabrik untuk mengairi sawah dan ladang penduduk. Selain itu, limbah karet padat juga bisa diseleksi lagi, ada sebagian warga yang memanfaatkan sisa-sisa karet.
Untuk mencari sisa-sisa karet yang ada diantara limbah ini, memang dibutuhkan kesabaran dan ketekunan serta kejelian, karena dari tumpukan limbah ini cukup sulit mencari sisa karet tersebut.
Limbah cair karet merupakan limbah cair yang secara umum memiliki kandungan bahan organik linggi, bau menyengat, dan berwama. Limbah cair karet mempunyai kal1.dungan bahan organik dan nutrien yang tinggi, ini disebabkan oleh proses pengolahan karet yang banyak menggunakan bahan kimia seperti t>.%OH sebagai antikoagulan dan desinfektan, CH,COOH sebagai koagulan, sehingga memill"lgkinkan diolah secara biologi. Salah satu pengolahan secara biologi adalah proses aerobik dengan menggunakan lumpur aktif, yaitu proses pemartfaatan mikroorganisme yang dapat menguraikan senyawa organik dalam limbah cairo Penelitran ini bertujuan untuk mempelajari proses penyisihan senyawa organik dan nutrien pada pengolahan limbah cair industri karet secara aerobik. Selain itu, bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan mikroorganisme yang terjadi pada proses aerobik.
Tahapan penelitian meliputi karakterisasi limbah cair karet, aklimatisasi lumpur
aktif dan penelitian utama dilakukan secara batch untuk mempelajari pengaruh kondisi
awal pH (5.5 dan 7.0) dan COD (1000 dan 2000). Pengamatan dilakukan setiap empat
jam selama 24 jam. Parameter yang diamati meliputi pH, COD, N}h-N, P04-P, No,-N,
MLSS, MLVSS dan volume lumpur aktif.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa limbah cair karet mempunyai karakteristik
COD 2591-6045 mg/l, TKN 204.23 - 445.82 mg/l, NH,-N 133.37 - 313.76 mg/l, N03-N
4.46 -12.66 mg/l, P04-P 58.71-119.73 mg/l, pH 4.85 - 6.14, MLSS 141- 552 mg/l dan
ML VSS 61 - 500 mg/I. Pada proses aklimatisasi, selama empat hari terjadi peningkatan MLSS dari 7310 mg/l sampai 24960 mg/l dan MLVSS dari 4810 mg/l sampai 13720 mg/l, dengan rasio MLVSS/MLSS rata-rata 0.55.
Perbedaan pH pada kondisi awal berpengaruh nyata terhadap NH3-N akhir, No,-N
akhir, laju penurunan COD, dan berpengaruh sangat nyata terhadap COD dan pH
akhir. Perbedaan COD pada kondisi awal berpengaruh nyata terhadap COD akhir
yang dihasilkan. Sedangkan interaksi antara pH dan COD pada kondisi awal tidak
berpengaruh terhadap kualitas limbah yang dihasilkan.
Berdasarkan standar baku mutu limbah cair untuk industri karet, maka hasil
terbaik dicapai pada kondisi perlakuan pH 7.00 dan COD 1000 mg/l. Pada perlakuan
ini dihasilkan COD 109 ± 33 mg/l ( 86 ± 9 persen penyisihan ), Nfu-N 8.36 ± 3 mg/l
(89 ± 3 persen penyisiltan) dan 15.35 ± 0 PO.-P (19 ± 5 persen penyisihan). Nilai pH
akhir yang dicapai adalah 8.90 ± 0.10, N03-N 45.68 ± 2.88 mg/l, MLVSS 2588 ± 458
mg/l dengan rasio ML VSS/MLSS sekitar 0.64.
Wednesday, March 7, 2012 -
Limbah
0
comments
Pengolahan Limbah PTPN VII- Way Berulu Gedongtataan Pesawaran
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment